Sabtu, 20 Juni 2015

LALAT

LALAT
Lalat merupakan hewan yang membawa dan menyebarkan penyakit-penyakit yang mematikan seperti demam tifoid, salmonella, tuberculosis, conjungtivitis, lepra, kolera, serta cacing dan bakteri penyebab disentri. Mereka mencari makan dan bereproduksi di tempat sampah, feses dan daging busuk. Setelah mengangkut jutaan mikroorganisme, lalat terbang ke rumah dan mendarat di makanan kita, tubuh dan barang pribadi, meninggalkan kuman-kuman.

Lalat memiliki banyak predator yang menunggu untuk memangsanya. Laba-laba, katak, cicak, burung pipit, tawon –bahkan tumbuhan—menginginkan lalat. Untuk mengatasi rintangan tersebut lalat memiliki sensor kewaspadaan dan kemampuan maneuver yang luar biasa.
Seperti semua serangga, tubuh lalat dilapisi dengan eksoskeleton yang keras yang terbagi dalam 3 bagian: kepala, thorax, dan abdomen.
Lalat juga dilengkapi dengan tiga mata tambahan yang disebut ocelli, terletak diantara dua mata utama. Ocelli berguna sebagai alat navigasi atau kompas, yang mengarahkan gerak lalat. Lalat akan bergerak kearah sinar matahari.

Lalat bergantung pada indera penciumannya melalui antenna. Untuk mencicipi makanannya, serangga memiliki proboscis, semacam penggali tambahan yang berada di bawah sampai kepala lalat. Dua maksilari palp yang berbentuk seperti antenna memungkinkan lalat untuk makan. Pada ujung proboscis ada labellum, bekerja seperti sponge dimana lalat menghisap makanannya.

Thorax lalat digunakan untuk pergerakan. Meskipun kelihatannya lalat hanya memiliki sepasang sayap, ternyata lalat memiliki sayap sekunder yang sangat kecil, disebut halters terletak dibawah sayap utama. Sementara nenek moyang lalat memiliki kelengkapan sayap, lalat sekarang telah belajar untuk memanfaatkan kekurangannya. Selama jutaan tahun, kemampuannya telah menyusut. Namun kepakan halters lalat sangat cepat saat terbang, hal ini berguna untuk menjaga keseimbangan di udara. Jika salah satu halters hilang, serangga hanya bisa terbang melingkar. Tanpa kedua halters, lalat tidak bisa terbang sama sekali. Sayap utamanya melakukan sisa pekerjaan, mengepakkan 200 – 300 kali perdetik atau 7,24 km/jam. Sayapnya memiliki cukup tenaga dan presisi untuk lepas landas seketika dan gerakan terbang yang rumit, seperti spiral, zigzag, dan maneuver mundur.

Kemudian ada kaki, yang digunakan untuk mencicipi apa pun yang tempatnya mendarat. Rambut-rambut halus pada kakinya berkerja sebagai indera pengecap. Perutnya tak kalah penting, untuk bertelur (pada betina) dan deposit sperma (pada jantan).
Setelah lalat mencium sesuatu yang menarik dan mencicipinya dengan kaki dan palp, tibalah saat untuk melahapnya. Jika makanan berbentuk cairan, maka tugasnya menjadi mudah. Karena desain mulut lalat seperti spon dan menelan makanan cair, sehingga lalat hanya perlu menghisapnya. Makanan langsung masuk ke perut lalat.
Makanan padat lebih sulit. Lalat tidak bisa menggigit atau mengunyah. Sehingga jika lalat terpaksa memakan makanan padat seperti gula atau darah yang mengering, lalat harus menggunakan taktiknya.

Awalnya, lalat menggosok makanan dengan bulu di ujung proboscis sehingga partikel makanan hancur. Tahap selanjutnya lalat menambahkan campuran liur dan cairan pencernaannya. Lalat memuntahkan saliva dan cairan pencernaan di makanan sehingga partikel makanan berubah menjadi cair, kemudian dihisap kembali oleh lalat.
Daur hidup lalat berasal dari telur. Lalat meninggalkan telur di mana mana termasuk di makanan saat dia hinggap. Telur lalat menetas menjadi belatung. Bentuk belatung seperti cacing kecil. Belatung dapat merayap ke mana-mana dan kemudian menjadi kepompong. Setelah beberapa hari, kepompong berubah menjadi lalat. Lalat dewasa kemudian bertelur kembali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar