LALAT
Lalat merupakan hewan yang membawa dan menyebarkan
penyakit-penyakit yang mematikan seperti demam tifoid, salmonella,
tuberculosis, conjungtivitis, lepra, kolera, serta cacing dan bakteri penyebab
disentri. Mereka mencari makan dan bereproduksi di tempat sampah, feses dan
daging busuk. Setelah mengangkut jutaan mikroorganisme, lalat terbang ke rumah
dan mendarat di makanan kita, tubuh dan barang pribadi, meninggalkan
kuman-kuman.
Lalat memiliki banyak predator yang menunggu untuk
memangsanya. Laba-laba, katak, cicak, burung pipit, tawon –bahkan
tumbuhan—menginginkan lalat. Untuk mengatasi rintangan tersebut lalat memiliki
sensor kewaspadaan dan kemampuan maneuver yang luar biasa.
Seperti
semua serangga, tubuh lalat dilapisi dengan eksoskeleton yang keras yang
terbagi dalam 3 bagian: kepala, thorax, dan abdomen.
Lalat
juga dilengkapi dengan tiga mata tambahan yang disebut ocelli, terletak
diantara dua mata utama. Ocelli berguna sebagai alat navigasi atau kompas, yang
mengarahkan gerak lalat. Lalat akan bergerak kearah sinar matahari.
Lalat bergantung pada indera penciumannya melalui antenna.
Untuk mencicipi makanannya, serangga memiliki proboscis, semacam penggali
tambahan yang berada di bawah sampai kepala lalat. Dua maksilari palp yang
berbentuk seperti antenna memungkinkan lalat untuk makan. Pada ujung proboscis
ada labellum, bekerja seperti sponge dimana lalat menghisap makanannya.
Thorax lalat digunakan untuk pergerakan. Meskipun
kelihatannya lalat hanya memiliki sepasang sayap, ternyata lalat memiliki sayap
sekunder yang sangat kecil, disebut halters terletak dibawah sayap utama.
Sementara nenek moyang lalat memiliki kelengkapan sayap, lalat sekarang telah
belajar untuk memanfaatkan kekurangannya. Selama jutaan tahun, kemampuannya
telah menyusut. Namun kepakan halters lalat sangat cepat saat terbang, hal ini
berguna untuk menjaga keseimbangan di udara. Jika salah satu halters hilang,
serangga hanya bisa terbang melingkar. Tanpa kedua halters, lalat tidak bisa
terbang sama sekali. Sayap utamanya melakukan sisa pekerjaan, mengepakkan 200 –
300 kali perdetik atau 7,24 km/jam. Sayapnya memiliki cukup tenaga dan presisi
untuk lepas landas seketika dan gerakan terbang yang rumit, seperti spiral,
zigzag, dan maneuver mundur.
Kemudian ada kaki, yang digunakan untuk mencicipi apa pun
yang tempatnya mendarat. Rambut-rambut halus pada kakinya berkerja sebagai
indera pengecap. Perutnya tak kalah penting, untuk bertelur (pada betina) dan
deposit sperma (pada jantan).
Setelah
lalat mencium sesuatu yang menarik dan mencicipinya dengan kaki dan palp,
tibalah saat untuk melahapnya. Jika makanan berbentuk cairan, maka tugasnya
menjadi mudah. Karena desain mulut lalat seperti spon dan menelan makanan cair,
sehingga lalat hanya perlu menghisapnya. Makanan langsung masuk ke perut lalat.
Makanan
padat lebih sulit. Lalat tidak bisa menggigit atau mengunyah. Sehingga jika
lalat terpaksa memakan makanan padat seperti gula atau darah yang mengering,
lalat harus menggunakan taktiknya.
Awalnya, lalat menggosok makanan dengan bulu di ujung
proboscis sehingga partikel makanan hancur. Tahap selanjutnya lalat menambahkan
campuran liur dan cairan pencernaannya. Lalat memuntahkan saliva dan cairan
pencernaan di makanan sehingga partikel makanan berubah menjadi cair, kemudian
dihisap kembali oleh lalat.
Daur hidup
lalat berasal dari telur. Lalat meninggalkan telur di mana mana termasuk di
makanan saat dia hinggap. Telur lalat menetas menjadi belatung. Bentuk belatung
seperti cacing kecil. Belatung dapat merayap ke mana-mana dan kemudian menjadi
kepompong. Setelah beberapa hari, kepompong berubah menjadi lalat. Lalat dewasa
kemudian bertelur kembali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar